Selasa, 08 Desember 2009

Kerang Mutiara


Mutiara tidaklah asing bagi kita semua. Mutiara merupakan salah satu perhiasan yang banyak disukai oleh wanita. Harganyapun tidak murah. Mutiara diambil dari alam berasal dari binatang jenis kerang-kerangan. Mutiara ini hasil dari biomineralisasi kerang filum Mollusca. Mutiara terbentuk karena ada benda asing dalam tubuh kerang. Jenis-jenis kerang yang menghasilkan mutiara antara lain :
1. Pinctada maxima.
2. Pinctada margaritifera.
3. Pinctada fucata.
4. Pteria penguin.


Nelayan pencari kerang menggunakan peralatan selam. Kerang mutiara banyak berada di perairan yang tenang, arus dan ombak tidak terlalu kuat dan kaya akan makanan kerang.



Kerang berada di dasar laut yang berpasir dan sedikit berlumpur, atau melekat di karang. Pencarian dari alam agak sulit didapat. Oleh sebab itu sekarang banyak perusahaan yang menternakkan kerang. Dalam peternakan, dapat dihasilkan bibit yang bagus. Kerang mutiara banyak dibudidayakan di daerah Seram, Ambon, Lombok dan sekitarnya.



Nelayan kadang-kadang tidak mendapatkan mutiara di dalam kerang. Apabila tidak mendapat kerang yang berisi mutiara, nelayan bisa menjual kerang tersebut kepada perusahaan pembudi daya kerang untuk dijadikan induk.

Budidaya kerang mutiara.

Lokasi pembudidayaan harus terlindung dari ombak, angin dan kaya akan makanan kerang.



Kerang tersebut ditempatkan dalam semacam rumpon. Rumpon ini dibuat seperti rakit yang ditempatkan di atas drum sehingga bisa mengapung. Tempat ini harus bebas dari pencemaran, karena kerang mutiara sangat rentan terhadap perubahan kondisi perairan .



Untuk dapat memproduksi mutiara kerang harus mencapai umur 1 sampai 1,5 tahun. Kerang-kerang tersebut ditempatkan dalam rak-rak kerang dan ditenggelamkan ke dalam laut dengan kedalaman 5 – 6 meter. Kerang secara berkala diangkat untuk dibersihkan dari siput, lumut dan hewan-hewan lain yang menempel, sehingga pertumbuhannya tidak terganggu.



Dalam pertumbuhannya kerang juga diperiksa menggunakan sinar X untuk melihat kondisi inti. Apabila inti kerang hilang maka kerang tersebut disisihkan kemudian diberi inti. Kerang juga harus sering di balik karena apabila tidak dibalik, mineral yang melapisi inti tidak akan mendapatkan bentuk yang bulat sempurna sehingga mempengaruhi harga jual.


Pemanenan mutiara dilakukan setelah 1, 5 sampai 2 tahun sejak pemasangan inti.












Penangkaran Kerang Mutiara.


Sebelum dipijahkan kerang harus dipuasakan selama 1 hari . Setelah itu kerang direndam di air hangat dengan suhu 40 derajat Celsius. Setelah perendaman kerang betina akan mengelurkan telurny a dan kerang jantan mengeluarkan sperma yang bentuknya seperti kabut.





Peletakan inti di dalam tubuh kerang.




Kemudian kerang disatukan dalam satu bak agar terjadi pembuahan. Telur-telur tersebut akan menetas setelah 18 jam.



Setelah menetas akan menjadi larva yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Larva tersebut disaring kemudian dipindahkan ke dalam bak tersendiri. Kerang-kerang tersebut diberi makan seperti di habitat aslinya, yaitu plankton.


Setelah cukup besar kerang tersebut ditempatkan di dalam rak-rak dan diletakkan di laut. Pemilihan tempat tentunya dipilih ditempat yang kaya akan plankton .


Rak tersebut dibiarkan sampai berumur 1,5 tahun dimana kerang tersebut siap untuk dimasuki inti. Inti tersebut didatangkan dari Amerika Serikat atau Jepang. Bersamaan dengan pemasukan inti dimasukkan juga saebo yang berfungsi untuk merangsang kerang mengeluarkan pelapisnya. Rak-rak tersebut diberi pelindung dari predator antara lain: kepiting, ikan, dan keong.




Pelindung rak kerang tersebut seminggu sekali harus dibersihkan dari kotoran. Rak-rak tersebut harus dibalik agar bisa mendapatkan bentuk mutiara yang bulat sempurna. Warna mutiara bermacam-macam tergantung kulitnya. Ada yang berwarna putih, kuning keemasan dan ada juga yang berwarna hitam. Setelah 1,5 tahun kerang siap panen.





Pengirisan daging kerang digunakan untuk saebo.









Pembuatan saebo












Pengambilan mutiara dari dalam tubuh kerang.













Mutiara yang telah siap dipasarkan.








Dari berbagai sumber.

Jumat, 04 Desember 2009

Kora-kora


Kora kora atau coracora disebut juga Belang adalah perahu tradisional Kepulauan Maluku. Bentuknya seperti sampan dengan panjang kira-kira 10 meter dan sangat sempit mirip dengan perahu Naga Cina. Kora-kora digunakan sebagai perahu dagang maupun sebagai kapal perang Kora-kora yang lebih besar digunakan sebagai kapal perang.

Penggunaan sebagai kapal perang misalnya yang merupakan armada perang rakyat Banda. Di bagian dalam belang dipancangkan bendera-bendera adat dari kampung adat belang tersebut berasal. Selain itu juga, pada bagian depan dan belakang belang, dihias pula dengan bendera.Kora-kora pernah digunakan dalam peperangan dengan Belanda di Kepulauan Banda pada abad ke-17.


Jumlah pendayung belang yaitu 30 – 40 orang, ditambah dengan seorang juru mudi dan seorang natu (navigator). Di bawah masing-masing bendera yang terpancang berdiri satu orang, yaitu ketua adat dan kapitan.
Kora – kora atau Belang sekarang digunakan untuk menyambut para tamu yang berkunjung ke Kepulauan Banda. Selain itu juga, sering di adakan perlombaan Belang antar kampung adat