Kamis, 04 Februari 2010

KRI BANJARMASIN 592


Landing Platform Dock atau LPD (juga dikenal sebagai Amphibious Transport Dock) adalah sebuah kapal perang amfibi yang meluncurkan, membawa dan mendaratkan elemen kekuatan darat untuk misi-misi perang gerak cepat. Kapal-kapal ini umumnya dirancang untuk membawa pasukan ke zona pertempuran lewat laut dan memiliki kemampuan membawa kekuatan udara terbatas (biasanya helikopter).

KRI Banjarmasin merupakan kapal perang jenis LPD (Landing Platform Dock), yang dipesan Indonesia dari Dae Sun Shipbuilding Korea Selatan, dikukuhkan menjadi menjadi Kapal Perang Republik Indonesia oleh Menteri Pertahanan, Prof. Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro, di Dermaga PT PAL Indonesia, Tanjung Perak, Surabaya
KRI Banjarmasin-592 merupakan kapal ketiga dari rencana 4 kapal baru jenis LPD yang memperkuat Armada kapal perang TNI Angkatan Laut. Sebelumnya, telah masuk jajaran TNI Angkatan Laut adalah KRI Makassar-590 dan KRI Surabaya-591.
KRI Banjarmasin 592 ini pelaksanaan pekerjaannya dibuat di galangan kapal PT PAL Indonesia dengan pengawasan Tenaga Ahli dan peralatan dari Dae Sun Shipbuilding, sementara 2 kapal sebelumnya langsung dikerjakan di Korea Selatan. Hal ini merupakan wujud keberhasilan TNI AL untuk melaksanakan transfer of technology kepada Industri Strategis Nasional.

KRI Banjarmasin 592 berfungsi sebagai pengangkut kapal pendarat pasukan, operasi amfibi, pengangkut tank, pengangkut personel, juga untuk operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana serta pengangkut helikopter.

Data Teknis KRI Banjarmasin-592
KRI Banjarmasin-592 memiliki :
Panjang 125 meter,
Lebar 22 meter,
Berat 7.300 ton.
Kecepatan maksimal 15,4 knot
Daya angkut personil 344 (592?) personel,
13 unit tank,
2 unit Landing Craft Vehicles,
5 unit helikopter.
Persenjataan = 1 unit kaliber 57 mm dan 2 unit kaliber 40 mm.

Sumber : Dinas Penerangan Angkatan Laut.

Negara –negara di dunia yang menggunakan kapal kelas LPD antara lain :

Republik Rakyat Cina : Kelas Type-071 Yuzhao
Perancis : Kelas Foudre
India : INS Jalashva (bekas USS Trenton)
Italia : Kelas San Giorgio (ATD)
Japan : Kelas Ōsumi (LST)
Belanda : Kelas Rotterdam (ATD)
Singapura : Kelas Endurance (LPD)
Spanyol : Kelas Galicia (LPD)
Britania Raya : Kelas Albion (LPD)
Amerika Serikat : Kelas San Antonio (amphibious transport dock)
Kelas Cleveland (amphibious transport dock)
Kelas New Orleans (amphibious transport dock)
Kelas Austin (amphibious transport dock)
Kelas Denver (amphibious transport dock)
Kelas Trenton (amphibious transport dock)

Selasa, 02 Februari 2010

SALINI, JUARA TINGKAT DUNIA DARI PACITAN


Pacitan, kota kecil diujung barat bagian selatan dari propinsi Jawa Timur merupakan daerah yang tandus. Daerah Pacitan merupakan pegunungan kapur deretan gunung Sewu mulai dari daerah Gunung Kidul, propinsi Yogyakarta, Kabuoaten Wonogiri , Pacitan , Trenggalek sampai ke timur sepanjang pantai selatan pulau Jawa.

Dengan kondisi yang sulit air semacam itu maka kehidupan masyarakat akan menjadi sangat sulit. Bahkan pada tahun –tahun enampuluhan banyak terjangkit penyakit busung lapar. Apa lagi kalau sudah musim kemarau tiba, terlebih-lebih lagi kalau kemarau panjang. Sebagian besar penduduk Pacitan makan gaplek, yaitu ubi kaspe (cassava) yang dikeringkan.

Dari keseluruhan wilayah kabupaten Pacitan hanya kira-kira hanya 10 persen saja yang merupakan dataran rendah , itupun tidak semua daerah dataran rendah tersebut bisa ditanami padi. Dengan adanya program pemerintah tentang penghijauan sekarang banyak daerah-daerah yang dulu gundul , sekarang sudah tampak menghijau ditanami pohon.

Kabupaten Pacitan di sebelah selatan berbatasan dengan Lautan Hindia, yang merupakan lautan lepas dengan ombak yang cukup tinggi. Ombak yang tinggi tersebut menghempas dinding-dinding tebing karang yang terjal di sepanjang pantai selatan kabupaten Pacitan.

Hanya beberapa tempat saja yang mempunyai pantai yang landai dan berpasir. Misalnya pantai Teleng di teluk Pacitan, Pantai Watukarung, Pantai Srau, dan pantai Lorok. Hanya saja pantai-pantai tersebut agak jauh letaknya dari kota Pacitan.

Kota Pacitan sendiri baru “terkenal” setelah seorang dari putra Pacitan menjadi presiden. Sebelumnya walaupun ada beberapa orang yang menjadi penjabat menteri seperti Haryono Suyono, Suweno, boleh dibilang hanya “ketandusannya” yang dikenal oleh orang-orang dari luar daerah.


Baru-baru ini ada seorang putra Pacitan yang mengharumkan nama kota Pacitan yaitu Salini Iedewa. Serorang gadis kecil yang baru berumur sebelas tahun dan masih sekolah di sekolah dasar telah menyabet kejuaraan Internasional dengan meraih jura ke tiga surfing di Bali. Beberapa kali telah menyabet kejuaran local, nasional, dan yang terakhir kali menyabet kejuaraan internasional dengan meraih juara ke tiga.


Olah Raga surfing juga baru-baru saja di kenal oleh penduduk Pacitan. Kalau dulu pantai tersebut hanya digunakan memancing bagi orang-orang yang hobi mancing. Mancingpun hanya menggunakan peralatan seadanya. Mata kail hanya dilempar dari pinggir pantai, tidak seperti yang terlihat seperti di TV pada satu acara salah satu TV swasta.

Ditanya tentang keinginannya Salini menyatakan bahwa kalau dewasa nanti ingin menjadi juara pertama surfing kelas dunia. Dia menyatakan pula untuk meraih juara resepnya adalah : serius berlatih, yakin, dan percaya diri.

Sumber : TV One