Minggu, 26 Juli 2009

Pembuatan Terasi






Terasi (trasi) merupakan bumbu makanan yang berasal dari hasil laut. Terasi dibuat dari udang kecil (krill) yang oleh sebagian penduduk di Jawa di namakan rebon (udang rebon). Kalau kamu makan rujak petis, lontong balap, lontong kupang , sambal terasi pasti bumbunya menggunakan terasi.Banyak makanan tradisional Nusantara yang menggunakan terasi sebagai bumbu. Utamanya makanan penduduk di sekitar pantai. Nah inilah ceritanya bagaimana nelayan membuat terasi .Mula-mula udang ditangkap menggunakan jaring dengan mata jaring yang kecil. Apabila mata jaring lebar, udang tersebut akan lolos. Nelayan menangkap udang tersebut hanya di sekitar pantai, tidak sampai jauh ke tengah laut.

Mereka menggunakan perahu kecil dengan motor tempel. Jaring diletakkan di depan dengan diberi rangka bambu.
Jaring tidak di tarik oleh perahu tetapi di dorong Perahu di jalankan ke sana ke mari untuk menangkap udang.
Pagi hari nelayan berangkat ke tengah laut. Kira-kira tengah hari mereka sudah pulang.Kemudian dilanjutkan di sore harinya.

Hasil tangkapan kadang banyak, kadang juga tidak membawa hasil. Tergantung pada cuaca. Apabila cuaca bagus dapat dipastikan hasilnya juga bagus,namun apabila angin tidak bersahabat hasilnya tidak bagus. Sesampainya di rumah, udang dicampur dengan garam kemudian di jemur sampai agak kering. Udang tersebut ditaruh di dalam lesung lalu ditumbuk dengan antan sampai lembut.



Tumbukan udang tersebut di jemur lagi sampai kering . Selesailah pembuatan terasi tersebut.



Terasi dipak, kemudian ke konsumen.
Pembuatan terasi banyak dilakukan oleh nelayan di daerah Sidoarjo Jawa Timur, Madura, Sulawesi Selatan.



Untuk nelayan suku Bajo Sulawesi Selatan terasi di jual sampai ke pulau Lombok









Gambar di bawah adalah perahu-perahu yang membawa hasil terasi dari nelayan Bajo untuk dibawa ke pulau-pulau lain yang membutuhkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar