Selasa, 16 Juni 2009

Lobster, udang karang yang mahal harganya.


BERBURU LOBSTER di pulau Batam.
Lobster adalah sejenis udang besar yang biasa hidup di karang-karang, maka biasa juga dinamakan udang karang. Untuk menangkap lobster biasanya digunakan jaring (trawl).Di tempat lain ada juga yang hanya menggunakan jerat .
Lobster adalah hewan laut yang hidup menyendiri. Mereka biasa hidup di sela-sela karang atau bebatuan.
Jaring sebagai alat tangkap lobster lebarnya lebih kurang 2 meter dengan panjang kira-kira 400 meter. Jarring ditebar pada kedalaman 15 – 20 meter.



Untuk mengetahui bahwa jaring tesebut jaring lobster, diberi pelampung berwarna putih.
Pemasangan jaring dilakukan pada sore hari. Supaya jaring tidak terbawa arus harus diberi pemberat. Yang biasa digunakan untuk pemberat adalah batu. Kemudian ditinggal pulang.
Keesokan harinya jaring diangkat .

Karena pencarian lobster tersebut di daerah karang, maka jaring banyak yang robek karena tersangkut karang.
Seperti yang tertera dalam gambar, banyak terumbu karang yang tersangkut dalam jaring. Akibat samping dari penggunaan jaring adalah karang-karang yang ada di laut ikut tersangkut dalam jaring.
Tentu hal tersebut merusak terumbu karang yang ada, dan pada gilirannya akan merusak habitat ikan-ikan yang hidup di daerah tersebut.

Satu kali tebar paling banyak nelayan mendapat 20 ekor. Karena harganya mahal untung jugalah nelayan. Tetapi apabila nasib kurang beruntung tidak jarang yang pulang hanya membawa tangan kosong.

Sementara ini lobster belum dibudidayakan. Daerah penangkapan masih mengandalkan laut. Apabila karang sebagai habitat lobster rusak, apakah nelayan bisa menangkap lobster lagi ? Oleh sebab itu terumbu karang sebagai habitat lobster harus dijaga kelesteriannya .



Bila kita melihat lobster di penggorengan rasanya aduuuuh, nikmat sekali .

1 komentar:

  1. Perlu solusi agar terumbu karang terjaga kelestariannya, dan lobsterpun mempunyai nilai tambah bagi warga sekitar .

    BalasHapus